Tuesday, August 9, 2016

FF KOMEDI SVT - GARA-GARA UANG SERIBU VERNON



Tittle: GARA-GARA UANG SERIBU VERNON
Author : Collagen98 
Length : One Shot
Genre : Comedy
Cast : All member SEVENTEEN
Note : bahasanya amburegul emesyu.


***
Member Seventeen baru saja kembali dari New York, kota kelahiran salah satu bule bermata cokelat almond yang bernama Vernon.
KLIK.
Pintu dorm tertutup setelah gerombolan makhluk yang dijuluki "para sebong" masuk ke dalam. Vernon, Minghao, Joshua, Seungcheol, Seungkwan, dan Dino menaiki tangga memasuki kamar sambil membawa koper mereka masing-masing, sementara yang lainnya hanya meninggalkan koper mereka di samping pintu masuk dan langsung menghambur ke ruangan yang hanya terdapat satu sofa beludru merah dan TV layar datar.

“Ah, akhirnya sampai juga di surga.” Ujar Seokmin seraya merebahkan tubuhnya di lantai marmer cokelat dengan posisi tengkurap. Lantainya dingin soalnya.

“Adeul-ra aku sudah mengirim pesan pada Wonwoo kalau kita sudah sampai di dorm.” Ujar Jeonghan yang berbaring di sofa sambil memainkan ponselnya.

Seungcheol dan Vernon menuruni tangga secara berdampingan. Di susul Dino dan Minghao. Mereka duduk di lantai kemudian Minghao menyalakan TV.

“Eh, Non, kenapa waktu di NY kamu bawa-bawa duit seribu? Bukannya itu duit asal Indonesia?” tanya Jeonghan ketika melihat Vernon.

Laki-laki bule itu segera mengambil remote AC, menyalakannya lalu berkata,

“Dapat di airport pas mau ke NY.”

“Terus kamu apain tu duit?” tanya Jeonghan lagi.

“Haha duit seribunya udah dijajanin Enon, Mih.” Jawab Seungcheol lalu tertawa.

Dino mengernyit lalu ia angkat suara,

“Jajanin di NY? Dapat apaan tuh?”

“Ciki.” Jawab Hoshi asal.

“Apaan tuh? Kepanjangan dari cikat gigi? Atau cinta kita?” tanya Dino dengan wajah sok polosnya.

 “Dedek kecil jangan ngomongin cinta-cintaan.” Ucap Hoshi.

“Abisnya ngomong Ciki kan Dino nggak tahu. Kirain panjangnya ‘cinta kita’,” ucap Dino dengan wajah polos.

Woozi datang.

“Lagi bahas apaan nih?” tanyanya dan di katjangin oleh member.

Joshua turun dari tangga dan menyuruh Jeonghan mengganti posisi berbaring menjadi duduk, kemudian Joshua duduk di sampingnya.

“Bukan Ciki Hosh! Tapi Cilok!” ucap Vernon.

“Eh, non mana ada cilok di NY? Duh beh, sepertinya kita udah salah didik ni bocah deh.” ucap Jeonghan pada Vernon lalu bergantian menatap Seungcheol.

“Sabar mih, udah terlanjur Enon kayak gitu.” Jawab Seungcheol santai sambil ngorek-ngorek hidung, mencari harta karun.

“Cilok NY enak mih! Tapi cuman dapet setengahnya doang!” ujar Vernon.

“CILOK APAAN?” tanya Woozi bingung dengan kata cilok yang dari tadi disebut-sebut.

“Masa lu kaga tau cilok, Ji?” Vernon angkat suara dengan nada yang nggak woles.

“Kaga tau. Emang itu makanan jenis apa?”

“Cilok itu aci dicolok. Jadi, adonan sagu diuwel-uwel jadi bulet terus di rebus, terus di tusuk. Pakein kecap, saos, sama bumbu kacang. Tuh yang namanya cilok, Ji.” Jawab Vernon.

Woozi diam dan mengernyit. Tetap tidak tahu. Entah kenapa ni anak IQnya menurun jadi telmi semenjak pulang dari NY. Mungkin akibat keseringan melihat cewek-cewek bule yang sexy. Eh?

Seungcheol tertawa.

“Enon jualan cilok ya sampe hapal gitu prosesnya?”

“Abisnya sebel Hyung! Masa Cilok aja kaga tau?” jawab Vernon dengan mulut mengerucut.

“Intinya Cilok itu Siomay!” Dino angkat suara. Bener nggak ya cilok itu siomay? Pikir Dino. Sebenarnya si maknae sedari tadi diam dan hanya mendengarkan saja karena dia juga tidak tahu apa itu cilok, tapi saat mendengar penjelasan Vernon yang nggak woles akhirnya dia mengerti dan asal membuat kesimpulan bahwa cilok itu siomay.

“Kok malah jadi jualan cilok?” ujar Hoshi karena merasa suasana mulai absurd.

“Tau ah gelap! Hanya Uji yang normal.” Ucap Uji ngambek.

“ENON SALAH APA, UJI UDAH ENON JELASIN TENTANG CILOK, UJI MALAH NGATAIN ENON NGGAK BENER. ENON NGAMBEK BODO! JANGAN NGOMONG AMA ENON!” Ucap Vernon ngambek.

“EMANG YANG NYURUH ENON NGEJELASIN KE UJI SIAPA COBA? KOK KESANNYA MALAH NYALAHIN UJI SIH?”

“LU EMANG SALAH!”

“INI FAKTA LOH NON! EMANG ADA YANG SURUH MINTA JELASIN APA ITU CILOK KE ENON? NGGAK KAN!” Smirk. Evil mode on.

“Mih, Beh, mereka ribut-ribut.” Lapor Hoshi ke Jeonghan.

“Sudahlah hyung, tidak perlu berantem.” Ucap Dino mulai panik.

“Udah dong, udah..” bujuk Joshua.

Tidak mau ikut campur, Seokmin menaiki anak tangga menuju kamar. Kemudian dia tak sengaja berhadapan dengan Seungkwan yang baru saja ingin turun.

“Ada apa ini ribut-ribut?” tanya Seungkwan berbisik.

“Gara-gara cilok.” Jawab Seokmin berbisik lalu naik lagi. Masuk kamar.

Seungkwan turun dan duduk bareng di atas sofa beludru merah. Hoshi, Minghao, Mingyu, dan Jun ikut bergabung di sofa, nyemil popcorn sambil nonton.

“BUKAN MASALAH CILOK YANG BIKIN GUE NGAMBEK! MASALAHNYA GUE DIKATAIN NGGAK BENER, BANTET!” ujar Vernon marah-marah.

“GUE KAN BILANGNYA HANYA GUE YANG NORMAL. EMANG TADI GUE ADA BILANG LO NGGAK BENER?” Woozi makin nyolot.

“Udah Vernon, sabar aja ya.” ujar Seongcheol sambil menepuk sekali pundak Vernon.

“NGGAK BISA HYUNG! HYUNG KASIH PEMBELAAN DONG BUAT ENON!” Dino yang ingin menghentikan perkelahian pun menjadi kesal,

“GUE KAN UDAH BILANG KALO CILOK ITU SIOMAY! TAPI UJI MALAH KACANGIN DIDIN!”

“Maaf din, Uji hanya merespon manusia, yang lain nggak. Apa lagi yang udah punah.” Ucap Woozi pada Dino.

“DIN LO NGGAK USAH PEDULIIN UJI.” Ucap Vernon pada Dino.

“JADI UJI NGGAK NGANGGEP DIDIN MANUSIA? OKE FINE, HARI INI SALAH SATU KAKAK GUE TELAH HILANG, GAES!” ucap Dino ngambek.

“Yang bilang gitu siapa? Uji nggak bilang kayak gitu!” ujar Woozi pada Dino.

“TADI UJI BILANG ‘maaf Din, Uji hanya merspon manusia, yang lain nggak apa lagi yang udah punah’. NAH GUE DI KATJANGIN PAS GUE UDAH BANTU JAWAB KALAU CILOK ADALAH SIOMAY. UJI NGGAK NGANGGEP DIDIN MANUSIA DONG!”

“Tadi Vernon, sekarang Dino. Duh tiroidku!” ujar Seungcheol lalu memegang belakang lehernya yang kini menegang.

“Salah gue apa ya sampe punya bayi-bayi kayak gini?” Gumam Jeonghan lalu mencomot popcorn ke mulutnya. Ia kemudian melirik Hoshi yang duduk di sebelah kirinya lalu berkata,

“Hoshi jadi anak yang normal ya, jangan sampe kayak Uji, Enon, sama Didin.” Sayangnya ucapan Jeonghan tak sengaja di dengarkan Woozi, Dino, dan Vernon.

“APA SIH JEONGHAN HYUNG! ENON TAU ENON CAKEP, TAPI JANGAN DI GINIIN!” ucap Vernon.

“JEONGHAN HYUNG! UJI JUGA ANAK NORMAL!” Woozi menunjuk dirinya sendiri.

Jeonghan bergumam,

“Anjir, seharusnya gue kaga ngomong.”

Joshua tertawa kecil lalu bergumam,

“Jeonghan yang ternistakan.”

“HOSHI! SINI LU! LU SANTET GIMANA JEONGHAN HYUNG SAMPE DIA PILIH KASIH DAN HANYA SAYANG SAMA ELU, HAH!” sembur Vernon sambil tunjuk-tunjuk Hoshi.

 “Apa sih? gue nggak pake santet!” ujar Hoshi.

“Hoshi sama Enon nggak?! kalo nggak Enon bekep pake KUTANG MINGYU!” Vernon mengangkat kutang Mingyu tinggi yang entah dia ambil dari mana.

“Oi itu kan kutang gue yang nggak di cuci setahun yang lalu!” Mingyu menunjuk kutang putihnya yang kini sudah menjadi warna abu-abu.

“Mau bayar berapa Non? Kalo mahal nanti Hoshi sama Vernon deh. Tapi pake kutang Jeonghan aja yang lapis berlian.”

“WOI! MASALAH GUE SAMA UJI BELUM SELESAI!” seru Dino.

Tiba-tiba Seokmin datang sambil meluk bantal guling.

“Kalian semua bisa diam nggak sih? gue nggak bisa tidur anjirr!!” keluh Sokmin yang merasa terusik.

“Udah deh, mending kita selesaiin aja ni masalah supaya jangan sampe makin panjang.” Ucap Seungcheol. Dibalas anggukan oleh penonton yang duduk di sofa.

“Biang awalnya siapa?” tanya Seungkwan.

“Uji yang nanya-nanya cilok duluan.” Jawab Vernon sambil nunjuk Woozi yang mukanya masih asem.

“Kok gue sih? elu yang mulai! ‘kan gue hanya nanya cilok eh lu malah nyolot!” sanggah Woozi merasa benar.

“Udah-udah!” Seungcheol memisahkan Vernon dan Woozi. Leader Seventeen itu pun duduk di tengah tengah mereka berdua.

“Dino kemana ya?” tanya Jun yang menyadari Dino sudah tidak berada di ruangan.

“Tadi katanya mau cari cilok di toserba.” Jawab Minghao. *Toserba : Toko Serba Ada*

“Anjir. Mana ada Cilok di toserba.” Ucap Jun.

“Awal sebelum kalian berantem gara-gara cilok apa?” tanya Seungcheol kemudian.

“Jeonghan hyung yang nanyain uang seribu buat beliin apa.” Jawab Vernon.

“Berarti yang salah Jeonghan hyung!” seru Seungkwan.

“Kenapa jadi aku yang disalahin? aku ‘kan cuman tanya bawa duit seribu Indonesia ke NY dapet apaan abis itu malah bahas cilok.” Hening.

“Adeul-ra!” Seungcehol angkat suara memecahkan keheningan diantara mereka.

“Sudah gue simpulkan. Bahwa yang salah bukan manusianya. Tapi benda matinya!”

“Benda mati?” tanya Seokmin yang masih memeluk gulingnya sambil duduk duduk di anak tangga. Seungcheol mengangguk,

“Ini semua gara-gara uang seribu!”

Sebelas Sebong pun saling berpandangan dengan mata membulat.

“Uang seribu itulah yang membuat perkelahian terjadi!” ucap Seungcheol lagi.

“Berarti uang seribu Vernon pembawa sial dong!” ucap Jun. Hoshi bangkit dari sofa dan heboh.

“BAKAR! BAKAR! BAKAR!”

“NOOOOO!!!” seru Joshua.

“Pamali bakar uang! Nanti rejeki kita susah masuk! Mending uangnya kita sumbangin ke orang yang membutuhkan.”

“Duit seribu di Korea mau dikasih orang yang membutuhkan juga nggak guna, Josh.” Ucap Jeonghan.

“Mending uangnya kita tukar di bank terus beliin cilok nya korea.”

“NGGAK USAH BAHAS-BAHAS CILOK!” sembur Woozi dan Vernon bersamaan.

“Bener kata Jeonghan hyung, mending kita tukar di bank, terus abis kita tukar kita sumbang ke panti asuhan Haneul.” Ucap Mingyu.

“Boleh juga. Aku setuju!” ucap Seungcheol.

“Aku juga Setuju!”

“Setuju!”

“Aku juga!”

“Aku juga!”

Dino datang membawa sekantong Cilok.

“Ji! Ini gue udah bawa Cilok! Lu liat nih bentuknya!” ucap Dino sambil menghampiri Uji dan membuka kantong kresek.

“Masalahnya udah selesai Din.” Ucap Seokmin. Dino menatap Seokmin dengan tatapan bingung –udah—selesai?— Seokmin mengangguk.
 
“Yaudah! Kalo gitu kita makan ciloknya bareng-bareng! Tapi Dino hanya beli enam tusuk.” Ucap Dino memelas.

“Yah!!” seru sebelas sebong kecewa.

“Satu tusuk isi berapa Din?” tanya Seungkwan sambil mengintip isi kresek.

“Dua.” Jawab Dino.

“Kalo gitu kita makan satu orang satu pentolan.” Ucap Seungcheol.

“Mingyu! Ambil piring dan garpu 12 di dapur!” titahnya. Mingyu segera ke dapur dan kembali dengan yang sudah di perintahkan.

Seungcheol pun memisahkan pentolan-pentolan cilok yang bertabur saus kacang. Merekapun memakan cilok itu satu orang satu pentolan.

Tiba-tiba Minghao bertanya,

“Din, di toserba ada cilok?”

“Dino nggak beli di toserba, hyung. Kosong soalnya. Jadi Dino cari di pasar gelap.”

“P-pa-sar g-gelap?!” Joshua berhenti mengunyah.

“Kok rasanya aneh ya? Ini danging apa?” tanya Mingyu dengan mimik wajah seperti sedang mengunyah t*hi.

“Nggak tahu.” Jawab Dino.

“Tapi tadi aku lihat salah satu pegawainya nangekep-nangkep kodok di selokan.” Ujar Dino dengan wajah polos. Seketika semuanya muntah di tempat,

“WUUUEKK!!”

Hanya Dino yang terus mengunyah dengan tatapan bingung.

“Kalian kenapa?”

“Ini cilok daging kodok!!” jerit Hoshi lalu kembali muntah-mutah.

Keesokan harinya salah satu stasiun TV memberitakan tentang kejadian kemarin. SEVENTEEN masuk rumah sakit berjamaah akibat memakan cilok daging kodok.

“Ini semua bukan gara-gara cilok, tapi gara-gara uang seribu.” Curhat Seungcheol pada sang Dokter yang sedang memeriksa denyut nadinya.

“Kalau bukan karena tu duit yang bikin kita berantem gara-gara cilok, kita nggak bakal masuk rumah sakit begini.” Hiks..

*** FIN ***

 Anjir cerita gaje. Inspirasinya didapat gara2 temen2 segrup sing cover Seventeen namanya Valenteen (btw authornya posisi Dino). Jadi, insiden perkelahian itu bener2 nyata. Aku berantem sama yang jadi Woozi dan Vernon di Whatsapp, terus yang lain malah misahin kita. Sisanya itu buatan Penulisnya sendiri. Hahaha.. walaupun itu hanya berantem bercanda (seperti main RP) tapi aku ngerasa itu cocok buat dijadiin bahan ff komedi.

Semoga terhibur^^

Tolong tinggalkan jejak.

Dilarang copas! Yang copas panuan!

No comments:

Post a Comment

LIRIK LAGU BF "ADONIS" [HAN/ROM/ENG/BAHASA]

  HANGUL [JM] 우연히 들린 이곳에 내 마음 두고 갈게 우리의 끝이 시작된 그날의 기억은 새하얗게 [YM] 서로를 바라봤던 여기서 니가 외롭지 않았으면 하는 맘에 우연히라도 이곳을 지나칠 널 기다리다 널 기다리다 [DH] 하얗게 (하얗게) 지...